Senin, 13 Februari 2012

Setetes Darah Anda, Nyawa Bagi Mereka

manfaat donor darah
Donor darah adalah proses dimana penyumbang darah secara suka rela diambil darahnya untuk disimpan di bank darah, dan sewaktu-waktu dapat dipakai pada transfusi darah (wikipedia.com)


Ada manfaat yang sangat besar untuk kesehatan tubuh setelah melakukan donor darah bagi si pendonor :
1. Mengetahui Golongan Darah Tanpa di Pungut Biaya

2.Secara teratur memeriksakan kesehatan (tiap kali menjadi donor/tiap 3 bulan sekali) meliputi : tekanan darah, nadi, suhu, tinggi badan, berat badan, hemoglobine, penyakit dalam, penyakit hepatitis A dan C, Penyakit HIV/AIDS

3. Mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh

4. Pendonor yang secara teratur mendonorkan darah (setiap 3 Bulan) akan menurunkan Resiko Terkena penyakit Jantung terutama pada laki-laki sebesar 30% (British Journal Heart) seperti serangan jantung koroner dan stroke karena memungkinkan terjadinya pergantian sel darah baru. Badan merasa sehat.

5. Nafsu makan bertambah Happy bisa jadi gemuk

6. Menanamkan jiwa sosial


Manfaat bagi penerima darah :
1. Sekali menjadi Donor dapat menolong/menyelamatkan 3 orang pasien yang berbeda.

2. Menyelamatkan jiwa seseorang secara langsung


Selasa, 19 April 2011

PMI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
DESIMINASI HPI TAHUN 2011
I. LATAR BELAKANG
Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan (kegiatan) generasi muda PMI yang amat potensial untuk dididik, dibina dan selanjutnya diarahkan sebagai calon relawan masa depan pengemban misi PMI. PMR difasilitasi peningkatan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap, Sehingga dapat menjadi remaja yang berkarakter kepalangmerahan yaitu mengetahui, memahami, dan berprilaku sesuai prinsip dasar gerakan Pelang Merah dan Bulan Sabit Merah. Dengan Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap yang telah di miliki dan terus dikembangkan.
Dalam rangka evaluasi pelatihan dan meningkatkanpengetahuan dan pengembangan sikap ketrampilan dan persahabatan PMI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH mengadakan Desiminasi HPI tahun 2011.
II. DASAR KEGIATAN
1. Undang-Undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan.
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI.
3. Rencana dan Strategi Palang Merah Indonesia 2009-2014.
4. Program Kerja Bidang PMR dan Relawan PMI2009-2014.
5. Surat Keputusan Bersama (SKB) antara PMI dengan Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Agama dan , Menteri Dalam Negeri RI, No. 168/31/29/SJ, No. 0814.KEP/PP/95 tentang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi Palang Merah Indonesia.
6. Perjanjian Kerjasama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan PMI No. 01118/U/1995, No. 090/Kep/PP/V/1995 tanggal 24 Mei 1995 tentang pembentukan Tim Pembina Pengembangan Kepalangmerahan di kalangan siswa dan mahasiswa.
7. Perjanjian Kerjasama antara Departemen Agama RI dengan PMI No. 459 tahun 1995, No. 0185. Kep/88/IX/1995 tanggal 26 September 1995 tentang pembentukan Tim Pembina Pengembangan Kepalangmerahan di kalangan siswa dan mahasiswa.
III. TUJUAN UMUM
Menindaklanjuti Pembinaan PMR di Sekolah serta menyiapkan anggota PMR dalam pengurangan resiko bencana dan kesehatan Lingkungan dalam rangka menyebar luaskan prinsip-prinsip dasar Kepalangmerahan menyiapkan relawan masa depan.
IV. TUJUAN KHUSUS
1. Mengevaluasi proses pembinaan PMR, terutama dalam hal pelatihan,
2. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota PMR
3. Mempersiapakan anggota PMR dalam pengurangan resiko bencana dan Peduli masalah Kesehatan lingkungan
4. Menjalin persahabatan antar PMR khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
5. Memberikan semangat pada sekolah yang memiliki PMR aktif dan pasif serta sekolah yang belum memiliki PMR
V. TEMA DESIMINASI
Menyebar luaskan prinsip-prinsip dasar Kepalangmerahan menyiapkan relawan masa depan.
VI. SASARAN DAN PESERTA:
1. Pembina/pelatih PMR 1 orang .
2. JUMLAH PESERTA 50 Orang dari SLTP/SLTA se KAB. HST
VII. HASIL YANG AKAN DICAPAI
1. Adanya peningkatan pengetahuan pada Anggota dan Pembina PMR sekolah.
2. Tertanamnya prinsip-prinsip dasar Kepalangmerahan.
3. Adanya semangat persahabatan dan kebersamaan antar anggota PMR.
4. Kesiapan anggota PMR dalam pengurangan resiko bencana dan kesehatan lingkungan.
5. Penyamaan persepsi dalam pembinaan dan pelatihan anggota PMR.
VIII. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/ tanggal : Sabtu, 26 Maret 2011
Pukul : 08.30 WITA
Tempat : Gedung Husada Komplek Dinas Kesehatan Hulu Sungai Tengah jalan SMP Barabai
IX. FASILITATOR
NO
NAMA FASILITATOR
MATERI
Drs. AHMAD FATONI
Mitigasi dan bencana
TASFUDDINOR
Sejarah Gerakan dann ICRC
RAHMATULLAH
HPI dan HHI
AMBERI
Lambang Gerakan dan PMI
X. PENUTUP
Demikianlah surat ini kami buat sebagai pedoman penyelenggaraan Diseminasi HPI. Hal-hal yang bersifat tekhnis akan kami sampaikan dihari pelaksanaan.

Jumat, 19 November 2010

PENGIRIMAN DANA BANTUAN

Sehubungan dengan diadakannya kegiatan penggalangan dana bantuan untuk korban bencana alam yang terjadi di Wasior, Mentawai, dan Merapi oleh PMI KAB. HST Tgl 1-7 November 2010 di Bundaran Air Mancur Barabai, maka tadi siang Jum'at,  19 November 2010 diadakan pengiriman uang hasil sumbangan berbagai kalangan masyarakat HST, uang tersebut berjumlah Rp. 22.575.500,-.
adapun uang tersebut dikirim melalui Bank Mandiri Barabai ke Rekening Palang Merah Indonesia pada Bank MANDIRI KCP JKT KRAKATAU STEEL 070-00-0011601-7.
adapun daftar Penyumbang
1.  STAI Al Washliyah Barabai Rp. 272.900,-
2. Pengurus NA Muhammadiyah Barabai Rp. 170.000,-
3. Kepolisian Resort HST Rp. 462.500,-
4. SMKN 1 Barabai Rp. 1.748.000,-
5. MAN 2 Barabai Rp. 310.500,-
6. SMAN 7 Barabai Rp. 305.000,-
7. Kemenag Kab. HST Rp. 380.000,-
8. PT. ASKES Barabai Rp. 1.207.000,-
Masyarakat/Bundaran
Hari Pertama Rp. 2.732.000,-
Hari Kedua Rp. 1.849.100,-
Hari Ketiga Rp. 4.304.000,-
Hari Keempat Rp.2.826.800,-
Hari Kelima Rp. 1.982.800,-
Hari Keenam Rp. 2.192.000,-
Hari Ketujuh Rp. 1.832.900,-
TOTAL Rp. 22.575.500,-. (dua puluh dua juta lima ratus tujuh puluh lima ribu lima ratus rupiah)
Semoga bantuan kita dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini dapat merinkan penderitaan saudara-saudara kita yang terkena musibah.









Sabtu, 13 November 2010

Pengertian dan Konsep Pendekatan Berbasis Masyarakat



Pengertian, Tujuan dan Sasaran Kegiatan yang Berbasis Masyarakat
Community Based atau pendekatan yang Berbasis Masyarakat udalah upaya pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat mengenali, menalaah dan mengambil inisiatif untuk memecahkan permasalahan yang ada secara mandiri.
Tujuan dari pendekakatan yang berbasis masyarakat adalah meningkatnya kapasitas masyarakat  dan mencoba untuk menurunkan kerentanan individu, keluarga dan masyarakat luas serta adanya perubahan PKS masyarakat dalam upaya menangani permasalahan yang terjadi di lingkungannya. Disamping itu program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan yang berbasis realita bahwa dengan cara-cara yang relatif sederhana dan mudah dilaksanakan , maka masyarakat di kalangan bawahpun dapat melakukan perubahan yang positif untuk menuju ke arah yang lebih baik.
Sasaran dari program ini adalah masyarakat rentan yang hidup didaerah rawan serta bersedia untuk menerima perubahan. Dan juga Penekanan perencanaan program berbasis masyarakat lebih bersifat internal daripada factor ekternal dengan pendekatan bottom up, bukan top down.  Potensial ancaman tidak di luar, namun di dalam dengan sistem sosial. Untuk mengurangi tingkat ancaman / bahaya dan risiko kejadian bencana harus menjadi bagian dari pertimbangan pembangunan
Prinsip-prinsip utama yang diperlukan dalam menjalankan program berbasis masyarakat  adalah tercermin dalam akronim KAPASITAS yang dapat dijelaskan berikut ini.

·         Kemitraan
Program berbasis masyarakat hanya akan berhasil optimal bila ada kemitraan, dan partisipasi yang sangat tinggi dari semua komponen yang ada di sektor masyarakat, pemerintah maupun institusi / LSM lainnya. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dalam hal ini tidak hanya diarahkan pada penyediaan dana, material dan tenaga, namun juga dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasianya, termasuk sustainabilitas program.  Memperkuat kemitraan dan partisipasi dimaksudkan juga membina komunikasi, koordinasi dan kerjasama dari berbagai disiplin dan profesi terkait seperti meteorologis, pekerja pengembangan masyarakat, praktisi kesehatan ekonom, biolog, medis/ paramedis, geolog, pekerja sosial, insinyur, konselor, guru dan sebagainya.

·         Advokasi
Program berbasis masyarakat sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan dengan upaya memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. Advokasi pada pihak-pihak internal PMI (seperti staff, Pengurus, relawan dan para pelatih) maupun pihak-pihak eksternal (seperti Pemerintah, Bakornas, Satkorlak,  Satlak PB, LSM,  Badan,  dinas, masyarakat dan instansi lainnya) sangat menentukan pelaksanaan program maupun keberlangsungannya. Upaya advokasi ini diharapkan dapat membina komunikasi dan kerjasama sama yang sangat kuat dalam mencapai tujuan program.

·         Pemberdayaan
Program berbasis masyarakat diharapkan dapat menurunkan tingkat kerentanan masyarakat dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya ketidakpastian situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan politik menyebabkan warga dan masyarakat lainnya menjadi sangat rentan terhadap bahaya dan dampak bencana. Hal ini memerlukan banyak upaya bagaimana masyarakat dapat diberdayakan kapasitasnya melalui pengorganisasian / mobilisasi masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana, penyadaran sosial dan ekonomi, penyadaran lingkungan, pendidikan / pelatihan dan sejenisnya.
Pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pembuatan kebijakan dan program berbasis masyarakat, diperlukan agar masyarakat  memiliki akses untuk mengontrol inputs, proses, outputs dan keberlangsungan program berbasis masyarakat.

·         Analisis
Pelaksanaan Program yang berbasis masyarakat harus berdasarkan hasil pengenalan situasi, dan analisis internal dan eksternal secara mendalam tentang kondisi riil masyarakat. Masyarakat harus diajak untuk mengenali situasi lingkungannya. Setelah itu, mereka harus diajak untuk menganalisis internal dan eksternal untuk mengetahui permasalahan yang ada , sekaligus penyebab dari permaslahan itu sendiri.

Hasil analisis yang dilakukannya oleh masyarakat itu sendiri, diharapkan dapat membuat masyarakat menjadi sadar, bahwa ada hal-hal yang memicu kerentanan mereka yang mereka buat sendiri atau karena lebih disebabkan karena faktor eksternal. Mereka sadar bahwa mereka mestinya dapat mengatasi kerentanan tersebut, asal mereka melakukan upaya-upaya penurunan tingkat bahaya, risiko dan dampak yang terjadi.

·         Swadaya
Program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan Bottom – Up, bukan Top – Down. Sebagai yang berbasis pada masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaannya sangat bertumpu pada swadaya masyarakat sendiri. Dalam artian, menggunakan sumber-sumber daya, potensi, dan komponen-komponen yang telah dimiliki oleh masyarakat. Mulai proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, masyarakat harus diberikan peran utama.  Dalam proyek mitigasi misalnya, harus memanfaatkan tenaga masyarakat, sumber-sumber material, infrastruktur serta fasilitas yang ada. Peranan pihak eksternal adalah menfasilitasi dan menambahkan sumber-sumber yang belum ada, yang pada akhirnya sepenuhnya akan diserahkan pengelolaannya pada swadaya masyarakat.

·         Integrasi
Program berbasis masyarakat mengintegrasikan model, instrument, metode, pendekatan dan strategi dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh masyarakat setempat.  pada ummnya masyaarakat memiliki pengethuan tersendiri dalam menghadapi permaslahan yang ada baik yang rasional maupun yang irasional. Dan program ini mengintegrasikan berbagai pola dari berbagai sumber namun tetap terintitusioan dalam pola dan tananan kehidupan masyarakat setempat.

·         Terfokus
Program berbasis masyarakat harus menfokus pada pemenuhan kebutuhan utama masyarakat , serta benar-benar memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Untuk itu, Program ini  memerlukan pemrograman sistem, prosedur dan pedoman operasional serta pelibatan penuh masyarakat secara fisik, mental dan emosional. Maksud diperlukannya pemrograman sistem, prosedur dan pedoman operasional adalah untuk memastikan efisiensi dan pemanfaatan sumber-sumber daya seperti dana, waktu, material, informasi dan teknologi yang benar-benar terfokus pada tujuan riil.


·         Aksi nyata
Program berbasis masyarakat mengarahkan keinginan dan komitment semua pihak, baik PMI, masyarakat dan Pemerintah ke dalam  aksi nyata yang lebih kongkret sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.

·         Sustainabilitas
Program berbasis masyarakat merupakan program yang tidak hanya menfokus kebutuhan jangka pendek, namun lebih dari itu harus pula berorientasi untuk jangka panjang. Hasil-hasil yang dicapai serta semua elemen yang mendukung seperti strategi, pendekatan, model, instrument dan metode yang digunakan harus di institusionalkan dari generasi ke generasi berikutnya, agar mereka dapat menjaga, merawat dan mengembangkan program yang telah dilaksanakan. Sustainbilitas juga berrarti bagaimana masyarakat pada akhirnya dapat mengambil alih secara mandiri tanggungjawab atas kegiatan-kegiatan di wilayah program tersebut tanpa lagi bergantung pada pihak pendonor maupun fasilitator dari luar.

Pasang Spanduk


Tadi malam telah selesai terpasang tiga buah spanduk. satu Spanduk Hari Kesehatan Nasional. dan dua Spanduk Idul Adha 1431 H oleh PMI Kabupaten Hulu Sungai Tengah.